Top Stories

Mesir adalah negeri yang banyak menyimpan khazanah. Negeri ini memiliki banyak gelar seperti negeri para Nabi, negeri para ulama, negeri seribu menara, “ibunda dunia” (umm ad-dunya), negeri piramida, dan sejumlah gelar lainnya.

Sampai saat ini Mesir menjadi destinasi menarik para peneliti dan turis dunia, selain menjadi tujuan para pencari ilmu agama (Islam). Bahkan Mesir dengan sejarah panjangnya diabadikan dalam Al-Qur’an. Berikut adalah beberapa kutipan ayat yang menyebutkan kata “Mesir” dalam Al-Qur’an:

  1. Yunus ayat 87

“Dan kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman” (Q. 10: 87).

Ayat ini memerintahkan kepada Musa dan saudaranya untuk menjadikan rumah-rumah mereka di Mesir sebagai tempat tinggal sekaligus tempat shalat menghadap kiblat. Menurut Mujahid (seperti dikutip Al-Qurthubi dan Al-Thabari), kata “Mesir” yang dimaksud dalam ayat ini adalah Iskandariah. Sedang menurut Al-Dhahhak yang dimaksud adalah negeri Mesir itu sendiri. Menurut Al-Qurthubi dalam tafsirnya “Jami’ li Ahkam al-Qur’an” menyatakan Mesir terletak antara laut dan kota Aswan, sedangkan

Banyak orang menyangka, bahkan ada yang meyakini bahwa hubungan antara ummul mukminin Aisyah RA dengan Ali bin Abi Thalib RA sangatlah buruk. Mereka ber-ilusi bahwa hubungan buruk itu terjadi dimulai dari peristiwa Hadîtsul Ifki pada tahun 6 H dan puncaknya terjadi pada Waq`atul Jamâl (perang unta) pada tahun 35 H.

Bahkan seorang professor di sebuah universitas Islam membuat pernyataan nyinyir di satu sisi dan ngesok di sisi yang lain saat menyatakan: “saya saja yang jelek begini tidak pernah rebut dengan mertua saya”. Pernyataan ini dilontarkan oleh si professor dalam mengomentari peristiwa perang antara amirul mukminin Ali bin Abi Thalib RA dengan ummul mukminin Aisyah RA.

Bagaimana data-data sejarah yang valid bercerita tentang masalah ini?

Ilustrasi. Peta daerah Tabuk di Arab. (wikipedia.org)

Sirah Nabawiyah

Garis-Garis Kehancuran Para Pengkhianat Perang:

  • Lebih cinta diri sendiri, keluarga dan harta dari gema jihad yang disuarakan Rasulullah Saw.
  • Bersumpah serapah demi melepaskan diri dari beban jihad meski ia harus dipoles dengan seribu satu kebohongan.
  • Menyalahkan gema jihad meski itu datang dari Alquran.
  • Melihat benar dirinya jika duduk bersama dengan keluarga menikmati hasil panen dari menceburkan diri di medan perang yang tidak pasti hasilnya.
  • Lebih memilih yang bersifat duniawi sementara dari yang bernuansa ukhrawi abadi.

Mengarungi medan perang bukanlah perkara remeh. Sebelum kekuatan fisik, asa perlu diasah, niat diteguhkan dan keyakinan digenggam kuat. Siap perang dalam situasi apa pun dapat menjadi ukuran dan cermin tebal-tipisnya keimanan. Yang tahu arti dan hakikat jihad di jalan Allah menyambut baik panggilan suci ini, namun yang di pikirannya hanyalah dunia, enggan menjawab panggilan ini. Jihad bagi kelompok terakhir ini tidak lain kecuali bayang-bayang kematian, kerugian dan kehancuran.

Hari Natal 25 Desember

Mengapa Natal dirayakan pada 25 Desember? Kebanyakan orang beranggapan bahwa hal itu selalu merupakan hari raya Kristen dan itu adalah perayaan kelahiran Yeshua Ha-Mashiach, atau Yesus Kristus. Tapi ternyata Yesus tidaklah dilahirkan pada 25 Desember. Namun, banyak messias-messias palsu (anti-Kristus) atau dewa-dewa yang dilahirkan pada hari itu. Kaum pagan (penyembah dewa-dewa) merayakan festival yang melibatkan tokoh pahlawan supernatural yang mengunjungi pohon cemara dan meletakkan hadiah-hadiah pada tanggal 25 Desember, jauh-jauh hari sebelum Yesus dilahirkan. Dari akarnya yang mula-mula di Babel, perayaan kelahiran atau “kelahiran kembali” dewa matahari pada 25 Desember dirayakan dengan berbagai nama di seluruh dunia kuno. Jika Anda perhatikan, “winter solstice” (titik balik matahari musim dingin) terjadi beberapa hari sebelum 25 Desember setiap tahunnya. Winter solstice adalah hari dalam setahun dimana siang harinya paling singkat. Dalam dunia kuno, 25 Desember adalah hari dalam setiap tahun ketika hari mulai menjadi lebih lama kembali. Karena itu, kaum pagan kuno menetapkan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran atau “kelahiran kembali” matahari.

Bagi umat Kristen, Natal 25 Desember adalah hari besar yang dirayakan dengan sepenuh suka cita dan kemeriahan. Hari ini diyakini sebagai peristiwa kelahiran Yesus Kristus ke dunia (Dies Natalis of Jesus Christ). Peringatan ini menjadi penting, karena mereka meyakini Yesus sebagai tuhan dan juru selamat. Dengan kata lain, perayaan Natal bagi umat kristiani adalah memperingati hari ulang tahun kelahiran tuhan.

Mengapa mereka merayakan hari ulang tahun kelahiran Yesus tanggal 25 Desember? Apakah Yesus benar-benar lahir tanggal 25 Desember?

Sebenarnya, semua teolog Kristen sepakat bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Meski demikian, para teologi berselisih pendapat mengenai tanggal lahir Yesus.

 

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.

Al-Maqdisi On Twitter